Banyak orang terpikat dengan peluang merintis bisnis kuliner. Kehadiran makanan sebagai kebutuhan primer menjadi alasan utama, ditambah dengan banyaknya pilihan jenis makanan atau minuman yang dapat ditawarkan.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa banyak pengusaha kuliner yang mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha mereka. Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis kuliner menjadi salah satu penyebabnya. Namun, tidak hanya itu, terdapat pula beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat memulai bisnis kuliner yang dapat menghambat kesuksesan usaha tersebut.
Kesalahan yang Wajib dihindari Saat mulai Bisnis Kuliner
Berikut ini adalah 12 kesalahan yang perlu kamu hindari pada saat mulai merintis bisnis kuliner
1. Kurang Fokus
Kesuksesan pada fase awal bisnis seringkali membuat pengusaha menjadi kurang fokus pada pengembangan bisnisnya. Tidak jarang, pengusaha malah tergoda untuk membangun bisnis sampingan.
Fenomena ini memanglah biasa terjadi. Akan tetapi, apabila semua dilakukan secara gegabah dan tanpa perencanaan yang matang, justru akan memecah perhatian dan tidak fokus dalam mengembangkan bisnis kuliner yang telah digeluti. Untuk itu, fokus dulu sama bisnis kuliner yang sudah berjalan dan hindari untuk mencoba membangun bisnis sampingan.
2. Langsung membangun bisnis kuliner dalam skala besar
Jangan tergesa-gesa untuk langsung membangun bisnis kuliner dalam skala besar tanpa mencoba konsep pada skala yang lebih kecil terlebih dahulu. Sebaiknya, mulailah dengan skala yang lebih kecil, seperti memasarkan produk pada keluarga dan teman terlebih dahulu.
Setelah itu, secara bertahap perluasan pasar dapat dilakukan. Cara ini dapat menghindarkan pemborosan uang yang sia-sia saat membangun bisnis kuliner, terlebih lagi makanan cenderung tidak tahan lama.
3. Menjadi lebih konsumtif
Pengusaha yang sukses biasanya akan mendapatkan penghasilan yang besar. Akan tetapi, adanya penghasilan tersebut seringkali membuat pengusaha menjadi lebih konsumtif.
Uang yang didapat dari bisnis seringkali dianggap sebagai bonus dan upah kerja keras, sehingga sering dilupakan untuk disimpan atau diinvestasikan kembali. Sikap konsumtif ini dapat sangat berbahaya, terutama untuk perkembangan bisnis itu sendiri.
4. Tidak memiliki izin produksi
Ketika merintis bisnis di bidang makanan atau minuman, sangat penting untuk memiliki izin produksi. Izin tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan telah memenuhi standar keamanan makanan dan layak dikonsumsi. Oleh karena itu, memiliki izin produksi merupakan hal yang wajib dilakukan saat membangun bisnis kuliner.
5. Tidak memperhitungkan biaya produksi
Ketika merintis bisnis kuliner, penting untuk mempertimbangkan dengan matang berapa biaya yang dibutuhkan untuk memulai bisnis tersebut. Hal ini mencakup biaya pembelian bahan baku, peralatan, dan mungkin juga tenaga kerja yang dibutuhkan. Jangan sampai salah dalam memperhitungkan biaya yang dibutuhkan karena dapat berakibat pada kerugian akibat tidak terpenuhinya modal awal. Oleh karena itu, perhitungan biaya produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat memulai bisnis kuliner.
6. Takut Berbagi Kepemilikan Bisnis
Untuk mengembangkan bisnis kuliner, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berbagi kepemilikan bisnis dengan orang lain, seperti melalui penanaman saham atau model waralaba. Namun, masih banyak orang yang ragu untuk melakukan hal tersebut karena takut mengurangi keuntungan atau bahkan merugi.
Namun, jika dilakukan dengan sistem yang tepat dan kuat, pembagian kepemilikan dapat membantu memperbesar bisnis dan mengurangi risiko keuangan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Oleh karena itu, jangan takut untuk berbagi kepemilikan bisnis dengan orang lain sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan bisnis kuliner.
7. Kehabisan Modal di tengah jalan
Sebagai seorang pengusaha kuliner, penting untuk memperhitungkan ketersediaan modal agar bisnis dapat berjalan dengan lancar. Banyak kasus di mana pengusaha kehabisan modal di tengah jalan dan harus menutup bisnisnya. Untuk itu, perlu dilakukan perhitungan matang untuk menyesuaikan kebutuhan bisnis dengan modal yang ada.
Hindari penggunaan uang untuk hal yang tidak diperlukan seperti mengganti desain kemasan yang terlalu mewah. Sebaliknya, fokuslah pada pengembangan menu baru dan memperluas jangkauan pasar secara bertahap. Dengan begitu, bisnismu dapat berkembang dengan baik dan terus bertahan di tengah persaingan yang ketat di dunia kuliner.
8. Kurang Inovasi
Dalam dunia bisnis kuliner, inovasi dan kreativitas merupakan salah satu faktor kunci untuk meraih kesuksesan. Namun, sayangnya, setelah produk yang dijual sukses dan menghasilkan keuntungan besar, banyak pengusaha yang merasa puas dan berhenti berinovasi.
Padahal, bisnis kuliner selalu berubah dan berkembang seiring dengan perubahan selera dan tren pasar. Jika tidak ingin ketinggalan atau bahkan tersingkir dari persaingan bisnis, pengusaha kuliner harus terus berinovasi dan menciptakan menu baru yang unik dan menarik bagi pelanggan. Jangan sampai keberhasilan awal membuat Anda terlena dan kehilangan semangat untuk terus berkembang.
9. Tidak Melakukan Riset Pasar
Sebelum memulai bisnis kuliner, penting untuk melakukan survei pasar terlebih dahulu. Banyak orang memiliki selera yang berbeda-beda terhadap makanan, sehingga tidak semua makanan yang disukai oleh seseorang akan disukai oleh orang lain.
Dengan melakukan survei pasar, Anda dapat mengetahui produk yang sedang tren atau sedang dicari oleh konsumen. Hal ini akan membantu Anda untuk memilih produk yang lebih komersial dan berpotensi untuk mendapatkan keuntungan besar. Jangan lupa untuk melakukan riset secara menyeluruh dan mengumpulkan data dengan seksama sebelum memulai bisnis kuliner.
10. Merasa semua bisa dilakukan sendiri
Salah satu kesalahan dalam berbisnis adalah berpikir bahwa kita tidak membutuhkan bantuan orang lain. Padahal, terdapat hal-hal tertentu yang mungkin tidak bisa atau tidak ingin kita lakukan sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan seseorang untuk membantu kita dalam mengatasi hal tersebut.
Tentu saja, tidak bisa dipungkiri bahwa membayar seseorang untuk bekerja di bisnis kita membutuhkan biaya. Namun, hal itu seharusnya sudah termasuk dalam perhitungan modal dan bukan suatu hal yang mengkhawatirkan. Menemukan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi kita juga dapat membantu bisnis kita berkembang dengan lebih baik.
Sebuah bisnis tidak akan pernah bisa berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk membantu bisnis kita maju dan berkembang. Jangan pernah meremehkan peran orang lain dalam kesuksesan bisnis kita.
11. Kurang Profesional
Dalam menjalankan bisnis, sikap profesional sangatlah penting. Banyak orang yang salah mengira bahwa bisnis hanya berkaitan dengan uang dan keuntungan semata.
Padahal, bisnis melibatkan banyak aspek, termasuk proses pembelajaran, pemikiran yang matang, dan kerja keras yang konsisten.
Untuk itu, apapun jenis bisnis yang dijalankan, sikap profesional harus diutamakan. Hal ini termasuk dalam perencanaan keuangan dan seleksi karyawan, karena akan berdampak pada kualitas bisnis yang dijalankan.
12. Tidak Memiliki Strategi dalam menghadapi Persaingan
Dalam dunia bisnis kuliner, persaingan selalu menjadi hal yang tak terhindarkan. Tidak hanya persaingan dalam penjualan produk yang sama, tapi juga persaingan harga yang ketat.
Persaingan harga harus dihadapi dengan strategi yang tepat. Seringkali, pesaing akan menawarkan produk dengan harga yang lebih murah demi menarik pelanggan.
Untuk mengatasi hal ini, penting untuk menjual produk dengan harga yang terjangkau namun tetap menjaga kualitas rasa dan kualitas produk. Dengan demikian, konsumen akan lebih memilih produk Anda meskipun harga sedikit lebih tinggi karena nilai tambahnya yang lebih baik.